Coretan

Pagar Pagar Pemakan Tanaman

25 March 2009

Sadis … !!!

Ungkapan saya  saat mendengar berita kalau ada seorang Hakim yang berkomplot dengan polisi menjual hasi barang bukti (sitaan) yang dijual kembali alias di edarkan.

Tahu berita ini pas akan membeli Adem Sari karena sakit tenggorakan dan panas dalam. Kalau di rumah di kota tercinta Tasikmalaya biasanya diobati dengan obat sapu jagat ala Bunda ya itu minum madu+telur+jeruk nipis. Tapi disini harus minum obat modernyang sering banyak kontraindikasinya. Tapi karena terpaksa membelilah saya ke toko deket DT.

Saat membeli saat itu pula untuk nonton berita..he.he.. walau lagi sakit. Beritanya mencengangkan. Hakim ditanggap karena telah menjual extasi .. buset… nah yang lebih bikin buset nya lagi. Skandal Hakim itu berkomplot dengan polisi dalam transaksi penjualan extasinya. ya ampuuuunnn. Udah enak jadi pejabat publik dapet gaji bulanan, istridan anak. eh ini nyari "uang tambahan" dengan tidak manuasiawi. ya tidak manusiawinya karena dia yang seharusnya menegakkan keadilan malah diadiliki karena berusaha mengadili yang tidak adil. ribet ya ? Iya sama. Jadi dalam peribahasanya pagar makan tanaman lah …

Si Hakim itu kejahatanya menggelapkan barang bukti extasi dan menjualkan melalui "pedagang keliling" yang berstatus polisi. coba deh dibayangkan… huihhhh 100 dech…

Udah enak jadi pejabat publik, dapet gaji bulanan, tunjangan, dipercaya masyarakat, punya anak, punya istri, rumah yang permanen (gak kayak gw masih ngekos, lom punya gaji ngandelin gaji dari google hiks, palagi tunjangan, palagi istri pacarpun pergi kkkk… dll deh…).

duh .. kasian anak dan istrinya….. terlantar… masyarakat mengucilkan susulanya. sudah jatuh tertimpa drums.. byummmmzzzz…

 

Tidak ada tulisan yang berhubungan dengan tulisan ini.

You Might Also Like

No Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.